Jumat, 27 Maret 2009

Sejarah Pontren Darussalam Sengkubang

BALAI PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN
YAYASAN DARUSSALAM SENGKUBANG


Profil
Balai Pendidikan Pondok Pesantren Darussalam (selanjutnya dibaca Pontren Darussalam) resmi berdiri pada hari Sabtu, 25 Juli 1992 bertepatan 24 Muharram 1413 H, diresmikan oleh Bupati Pontianak Drs. Jawari (pada periode itu) dan dalam hal ini diwakili oleh Kakandepag Kabupaten Pontianak Drs. H. Ja’far H. Dg. Bide’. Alamat Pontren Darussalam ini adalah Jalan Raya Sengkubang Kec. Mempawah Hilir Kab. Pontianak Kalimantan Barat 78951.

Secara geografis, Pontren ini menghadap kearah barat 25 meter di depan Pontren adalah laut yang terbentang luas hingga ke Cina Selatan. Pontren ini berada dipinggir jalan raya utama Provinsi jurusan Pontianak – Mempawah – Singkawang – Sambas. Erada 8 km sebelah utara Mempawah Ibukota Kabupaten Pontianak, 75 km utara Pontianak dan 75 km selatan Kotif Singkawang. Disitulah lokasi pertama berdiri hingga saat ini.

Kondisi sosial masyarakat sekitar Pontren adalah terdiri dari mayoritas suku melayu, bugis, china hanya sedikit yang masuk Islam. Kondisi ekonomi mereka sebagian besar adalah petani kebun kelapa, langsat, kopi, durian. Banyak di antara mereka bekerja sebagai nelayan tradisional, sedikit pedagang dan pegawai negeri. Pada masa orde lama, sebagian besar masyarakat Sengkubang adalah pengikut Partai Masyumi dan NU dan pada masa orde baru sebagai besar para pemilih PPP dan Golkar, dan zaman reformasi saat ini, partisipasi politik masyarakat sangat bervariasi.

Sistem pengajaran di Pontren Darussalam dilaksanakan secara klasikal (madrasi) baik formal MTs dan MA maupun program Pontren serta TPQ/TPA, juga diadakan secara salafy berupa bandungan untuk kaji kitab, dengan menekankan penguasaan ta’bir dan percakapan 2 bahasa yaitu bahasa Arab dan Inggris sebagai bahasa pengantar dalam pengajaran program Pontren dan percakapan sehari-hari para asatidz dan santri yang silabus dan kitab-kitabnya mengacu kepada Pondok Modern Gontor Ponorogo Jawa Timur.

Pendiri Pontren ini adalah:


  1. H.M.Yunus Nazam seorang guru dari pendidikan guru, beliau ini dari keturunan Bapak M. Nazam yang berasal dari Sambas (Ibu Hamidah) seorang guru agama, imam masjid Aminuddin dan dari keluarga inilah sejarah da’wah di desa Sengkubang ikut ambil bagian.
  2. H. Abdullah Ali’e masih keluarga dekat dengan H.M. Yunus Nazam yang keluarganya juga berasal dari negeri Pattani – Thailand beliau seorang yang juga ikut ambil bagian dalam sejarah panjang perjalanan da’wah di desa Sengkubang dan sekitarnya.
  3. KH. Tusirana Rasyid adalah seorang Da’i Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, yang ditugaskan oleh DDII Pusat yang dipimpin saat itu oleh Bapak M. Natsir, kemudian bertugas sebagai Da’i Pembangunan Departemen Agama / Rabithah Alam Islamy, tamatan Pondok Pesantren Wali Songo, Ngabar, Ponorogo, Jawa Timur.
Tiga orang tersebut di atas yang mengambil prakarsa hingga berdirinya Pontren Darussalam atas izin Allah. H. Abdullah Ali’e sebagai Ketua Yayasan, H.M. Yunus Nazam sebagai Sekretaris Yayasan, dan KH. Tusirana Rasyid sebagai Pimpinan Pontren. Kemudian juga tak terlepas dari anak H.M. Yunus Nazam, yaitu H. Yusdiansyah, S.Pd. MM (alumnus Pondok Modern Gontor sebagai pendorong untuk mendirikan pondok pesantren dan dibantu oleh Syafawi Sunadi, Akhyar Akhmad yang juga alumni Pondok Modern Gontor Jawa Timur).

Latar belakang berdirinya Pontren Darussalam Sengkubang
Dari keprihatinan sejumlah tokoh masyarakat atas kondisi lingkungan mereka pada saat itu, yaitu tidak adanya lembaga pendidikan Islam yang semisal Pontren khususnya di Kota Mempawah dan sekitarnya hingga masyarakat harus mengirimkan putra–putrinya ke Banjarmasin (Kalimantan Selatan) atau ke Pulau Jawa jika ingin mendapat pendidikan pesantren. Disisi lain kondisi masyarakat dalam pengalaman agama Islam juga semakin memprihatinkan, berbagai gejala negatif akibat perkembangan zaman sudut dapat dimaklumi, untuk itu perlu adanya usaha pencegahan dan perbaikan dengan mengkondisikan masyarakat untuk menerima kenyataan adanya sebuah Pontren ditengah-tengah kehidupan mereka.

Sejarah Berdiri
Berdirinya Pontren Darussalam Sengkubang hingga seperti kondisinya pada saat ini mempunyai sejarah yang panjang. Pada tahun 1964 (zaman orde lama), beberapa tokoh masyarakat Sengkubang, antara lain H.M. Yusuf Amin (almarhum), M. Harun (almarhum), A. Rahman Yusuf, H.M. Yunus Nazam (saat itu belum haji), A. Hamid Nazam telah mendirikan Madrasah Diniyah, kemudian pada tahun 1970, didirikan Madrasah Tsanawiyah oleh M. Zuhdi H. Yusuf, yang pada saat itu dikenal dengan nama SMIP kependekatan dari Sekolah Menengah Islam Pertama.

Akan tetapi 4 (empat) tahun kemudian menurut penuturan H.M. Yunus Nazam, Tsanawiyah tersebut mengalami kevakuman alias tidak ada kegiatan belajar mengajar, hingga akhirnya pada tahun 1982, dua orang tokoh yaitu H.M. Yunus Nazam dan H. Abdullah Ali’e, menemui Ust. Tusirana Rasyid yang saat itu bertugas sebagai Da’i Pembangunan/Rabithah Alam Islamy, untuk membangun kembali Madrasah dengan kegiatan belajar mengajar tingkat Tsanawiyah digedung yang sudah ada dan berdirilah Madrasah Tsanawiyah babak baru tahun 1983 dengan jumlah murid perdana 39 orang, setahun kemudian 1984, dibuat akte pendirian Yayasan Darussalam sebagai langkah awal menuju perkembangan pendidikan selanjutnya dan pada tahun 1988 didirikan Madrasah Aliyah dengan jumlah murid perdana 10 orang.

Barulah pada tahun 1992 setelah Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah berjalan cukup baik dimulailah menampung para santri yang mondok dengan program pendidikan formal MTs, Aliyah dan program Pontren sebanyak 17 orang santri perdana (tidak termasuk murid MTs dan MA), yang seluruh biaya “nyantri” nya ditanggung oleh Yayasan. Sejak berdiri hingga saat ini, Pontren Darussalam Sengkubang dipimpin oleh KH. Tusirana Rasyid (alumnus Pondok Pesantren Wali Songo, Ngabar tahun 1975, dengan wakil kyai H.Yusdiansyah,S.Pd.MM (alumnus Pondok Modern Gontor, 1991) dan wakil kyai Muh. Raji, SHI (alumnus Pondok Pesantren Wali Songo, 1978), Kepala Madrasah Tsanawiyah, Drs. Ahmad Nasyarudin dan Kepala Madrasah Aliyah, H. Yusdiansyah, S. Pd. MM, Kepala TPA/TPQ Muhammad Yusuf, Kepala TK Farida Iriani dan Ka. Program Pontren Baharuddin, S.Ag. (alumnus ISID ‘Institut Studi Islam Darussalam’ Gontor, 2001), dan dibantu oleh para sarjana pendidikan sesuai bidang dan disiplin ilmunya serta para pengasuh santri yang hidup bersama para santri selama 24 jam.

Dari situlah, bahwa Pontren Darussalam Sengkubang dengan sistim yang sudah berjalan, tidak boleh ada vakum kegiatan untuk para santri, hingga seluruh waktu insya Allah terkontrol, terbimbing, terarah untuk kebaikan aktivitas demi masa depan para santri.

Perkembangan Pontren Darussalam Sengkubang
Pada awal berdirinya Pontren Darussalam Sengkubang memiliki 5 lokal belajar dan satu kantor, asrama santri dan dapurnya masih darurat dengan atap rumbia (atap daun nipah atau daun sagu). Pada 18 tahun usia Pontren Darussalam Sengkubang, sudah terbangun asrama putra (2 lantai) dan putri (2 lantai), rumah kyai, rumah penginapan tamu (wali santri), dapur umum, masjid Pontren, gedung perpustakaan, warung koperasi (koppontren), 20 lokal belajar dan kantor, Multi Media Mini, Gallery Kaligrafi, Lab. Komputer, Waserda, Lapangan Olahraga, 8 rumah asatidz/pengasuh, fasilitas MCK dari air bersih PDAM, penerangan listrik PLN, beberapa perangkat komputer untuk kegiatan administrasi, sarana olahraga serta Gedung Utama dan lain sebagainya.

Dikarenakan tingginya minat masyarakat terhadap pendidikan yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Darussalam Sengkubang, Alhamdulillah Darussalam Sengkubang sudah bisa mempunyai Kampus II. Lokasinya tidak jauh dari komplek yang lama, dengan luas tanah 4 hektar lebih, yang mana tanah ini hasil dari bantuan waqaf para dermawan yang menigfakkan sebagian hartanya, demi kemajuan pendidikan dan kepentingan ummat. Ditanah ini telah dibangun 1 unit asrama dengan 3 lantai, bangunan laboratorium IPA 3 ruangan bantuan dari Jepang, bangunan kelas belajar 3 lantai, dapur makan santri, rumah asatid, serta koperasi. Dan ditanah ini juga Insya Allah sekarang sedang dalam proses pembangunan Masjid ARRAYYAN.

Setelah beberapa tahun berjalan, Pontren Darussalam Sengkubang sudah menampung lebih dari 1000-an santri yang datang dari seluruh Kabupaten dan Kota se Kalbar, juga ada santri yang berasal dari negeri Kuching, Serawak Malaysia dan juga ada yang datang dari kepulauan Riau dengan latar belakang sosial ekonomi orang tua yang beragam, petani, pegawai negeri, pengusaha, nelayan, peternak dan lain sebagainya.

0 komentar: